Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
dan akhirnya....
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

Makasih ayah buat semua pengorbananmu selama ini,,aku akan menjadi yang terbaik untukmu
I do Luv u dad ^_^

Hikmah : coba buka Al Quran Surat Luqman : 13-19... nasehat Lukman kepada Anaknya


PNS??mungkin banyak orang yang menginginkannya, namun tidak sepenuhnya bagi ku, karena sebenarnya aku lebih menginginkan membuka lapangan pekerjaan dan menjadi wirausaha, tapi papa yang menginginkan anaknya menjadi pegawai negeri, alasanya tak jauh karena kalau jadi PNS masa depan terjamin hingga tua kelak, yah untuk menyenangkan hati papa aku ikuti saja.
“Sha, kamu udah daftar yang di Departemen X belom?”Tanya papa
“iya pa,ini juga lagi mau ngurus berkas-berkasnya” jawabku singkat
“jangan sampe telat nanti malah keburu tutup lagi,”katanya lagi seraya pergi meninggalkan ku
Uh..ini sudah yang kesekian kalinya papa bertanya dan menyuruhku memasukan lamaran pekerjaan di Instansi Pemerintah. Tidak hanya yang didalam kota bahkan diluar kotapun aku ikuti, tidak hanya melamar lewat pos atau diantar langsung bahkan yang melalui internetpun aku daftarkan dan mba ku juga ikut andil dalam mendaftarkanku, demi menyenangkan hati papa dan mewujudkan harapanya.
“Pa, Pengumuman berkas di Instansi ini udah keluar, dan leysha harus nganterin langsung berkasnya ke sana sekalian ikut tes”, kataku
“yaudah anterin aja, kapan waktunya?”Tanya papa ringan
“sabtu ini, tesnya diPalembang deket asrama haji pa,”jawabku
“iya ga papa, kan disana banyak saudara kita."
“bareng siapa kamu perginya?”tanyanya kemudian
“ada 3 orang lagi yang tes ditempat yang sama tapi mereka ga punya saudara disana, boleh ga pa, ka…lau “kata-kata ku terputus karena belum selsai aku bicara tiba-tiba

“halo, niku dipa?pandai mak niku liak ko alamat sija?”
“sa, sanakku haga tes disan,”
“iyu,,maksih yo” kata papa dengan logat bahasa palembangnya yang khas
entah dia lagi ngomong dengan siapa mungkin dengan pamanku yang ada disana, Uh..capek deh
“papa ini diajakin ngomong malah dicuekin,”kataku sambil cemberut
“tadi kan papa lagi Tanya alamat sama paman kamu, jadi gimana?"
“iya tadi sha bilang kalo ada 3 teman sha yang ikut tes ditempat yang sama tapi mereka ga punya saudara, maksudnya boleh ga kalo mereka tinggal bareng sha ditempat paman?”jawabku menjelaskan
“ya ga bisalah,emangnya disana penginapan?kalo ga punya saudara kenapa mau daftar-daftar segala ”celetuk mama yang dari tadi ternyata menyimak pembicaraan kami
“bukan gitu loh ma, maksudnya apa salahnya kalo kita bantuin orang yang lagi kesusahan siapa tau suatu saat nanti malah kita yang butuh bantuan,ya kan?lagian kan disana cuma ada bibi dan paman aja, trus temen sha itu baru pertama kali ke Palembang,”kataku dengan panjang lebar
“iya..iya ga pa pa, tapi jangan lupa telpon dulu ya bibimu” kata papa
“siap pa,”kataku
Mama hanya terlihat cemberut karena papa tak sependapat denganya

******

Sore yang masih diliputi gerimis membuatku enggan untuk pergi kekampus namun tetap kulangkahkan kaki yang terasa berat ini untuk menuju kesana,
“sha, dosennya ga masuk hari ini, kita kewarnet aja yuk”ajak mita
“Huff….berita yang tidak mengenakan”batinku
“o ga msuk ya, yaudah kita kewarnet aja”jawabku datar
Setelah buka pengumuman ternyata namaku tak ada dalam daftar yang lolos seleksi, senang bercampur sedih yang kurasakan, senang karena aku dapat melanjutkan cita-citaku untuk berwirausaha tapi sedih karena papa pasti kecewa,
“selamet ya ta, semoga tes berikutnya juga lancar” kataku memberi selamat
“iya makasih ya sha, tapi ko kamu ga lolos ya”jawab mita
“mungkin emang belum rezekinya, ya kan..”kataku menghibur diri
Setibanya dirumah papa langsung bertanya,
“katanya pengumumanya udah keluar ya?gimana lolos ga, sha?tanya papa penasaran
“belum pa,,”jawabku berat
“yasudah ga papa mungkin belum rezeki kamu ya,”kata papa, yang terlihat kecewa dengan hasilnya

*****

Setelah kejadian itu aku fikir sudahlah aku ga usah daftar-daftar buat jadi PNS lagi cukup beberapa berkas yang sudah aku masukan kemarin, dan aku berharap tak ada yang lolos seleksi berkas tapi ternyata Allah berkehendak lain, lamaran yang aku kirim ke salah satu instansi waktu itu lolos dan harus diantar langsung kesana.
tutut tutut tiba tiba polselku berbunyi, dan aku segera membukanya “aslm, sha kamu lolos seleksi berkas, jadi berkasnya langsung diantar ke Jakarta, minggu ini”
deg…jantungku berdetak kencang, apa aku harus mengirim berkas ke Jakarta??dalam batinku bertanya.
Ya Allah.. Jakarta, yang kata orang sekejam-kejam ibu tiri masih kejam ibu kota, aku mau tinggal dimana nanti? Sama siapa? Aku sama sekali belum pernah kesana
Akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah
“loh kamu kenapa sha, ko kayak orang bingung?”Tanya mama
“gini mah, sha di minta nganterin berkas lamaran kemaren kejakarta dan sekalian tes”jawabku
“ya ampun, jauh banget sampe sana, nanti kamu mau kesana sama siapa?”Tanya mama khawatir
aku hanya menggeleng, tiba-tiba papa datang “kenapa sha?”
“itu pah adek di minta ngasihin berkas lamaranya dan tes ke Jakarta”jawab mbaku
“yaudah,trus masalahnya kenapa?”Tanya papa ringan
“sha,takut ngecewain papa, kemaren aja udah banyak biaya yang keluar, kalo sekarang ke Jakarta kan butuh banyak biaya pah,lagian sha juga ga tau mau tinggal dimana nantinya,”jelasku
“nak, papa tuh cari uang juga buat kalian, kalo ada kesempatan yang lebih baik kenapa harus disia-siakan, masalah biaya jangan khawatir papa bisa carikan, oiya temen kamu ada yang ikut ga?kamu punya temen ga di Jakarta?”tanya papa
Kata-kata papa bikin aku ga bisa nolak, papa memang pingin banget anaknya jadi pegawai, meskipun aku tidak, tapi aku juga ga mau buat papa sedih dan kecewa
“ada si pa 1 orang,”jawabku
“yaudah kamu cari-cari info dulu ya sekalian papa juga mau tanya ada ga saudara kita yang tinggal di Jakarta” katanya

Dikeheningan malam aku ga bisa tidur karena banyak hal yang harus aku pertimbangkan untuk pergi kesana, tiba-tiba aku teringat teman kampusku Serli namanya, kalo ga salah dia tinggal di Jakarta sekarang, tapi aku ga tau alamat pastinya, aku niatkan besok untuk cari info tentangnya.
Setelah aku mendapatkan nomor hpnya aku langsung menghubunginya,
“assalamualikum, Serli, ini leysha, kamu gimana kabarnya? tinggal dimana sekarang?”tanyaku
“waalaikum slam, alhamdulilah baik, kamu gimana?sekarang aku tinggal dijakarta dengan suamiku”jawabnya ramah
akhirnya aku mengutarakan maksudku, dan ternyata dia menyambutku dengan hangat, subhanallah begitu indah ukhuwah yang di bangun dengan pondasi islam, disaat ada saudara yang membutuhkan, Allah menghadirkan saudara yang lain untuk membantu,,alhamduliah aku ada tempat untuk tinggal, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmatnya kepadamu sudaraku.

******

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan langkah ini, aku pergi dengan temanku dan ibunya, untung ibunya sudah beberapa kali ke Jakarta dan beliau menyarankan untuk naik travel agar bisa diantar sampai tujuan, ternyata tak mudah menemukan alamat yang dimaksud tapi aku yakin Allah pasti memberikan kemudahan. Serly telah menunggu kedatanganku didepan rumahnya,
“akhirnya, sampe juga ya ke Jakarta,gimana perjalanya?”tanyanya
“iya aku juga ga nyangka ni, ko bisa sampai sini, tapi perjalanan yang menyenangkan”jawabku
Benar-benar keluarga yang hangat, aku merasakan pertolongan Allah begitu dekat dan nyata. Oiya Aku lupa tadi papa kasih no telp om yang ada di Jakarta dan setelah sampai aku diminta menghubunginya, setelah menghubungi om, ternyata dia mengajak aku kerumahnya untuk diperkenalkan dengan istri dan adiknya, akhirnya aku ikut juga ya itung-itung silaturahim karena udah lama juga ga ketemu. Setelah selesai tes, besoknya aku langsung pulang ke Lampung.

******

hari ini adalah pengumuman hasil tesku, saat yang tidak ingin aku hadapi, dengan langkah berat aku beranikan diri pergi warnet,deg..deg..jantungku berdegup kencang,,perlahan kubuka dan aku lihat hasilnya ”maaf anda tidak dapat mengikuti tahap selanjutnya” tulisan yang ku baca di layar monitor, sedih…kali ini tak terasa air mataku meleleh, karena aku mengecewakan papa lagi,
sampai dirumah aku langsung bilang, tapi mungkin papa juga bisa melihat wajahku yang mengisyaratkan kekecewaan,”pa, maafin sha ya,sha ga bisa ikut ketahap selanjutnya, sha gagal lagi pa,”kataku dengan berat
akupun bisa melihat kekecewaan papa,mama,dan mbaku,
“sha udah ngabisin uang papa tapi hasilnya selalu mengecewakan”kataku lagi
“sudahlah sha, uang kan bisa dicari tapi kalo pengalaman sulit nak, yang penting kamu udah berusaha semaksimal mungkin, mungkin memang belum rezekinya” kata papa bijak
Aku langsung masuk kamar sambil menangis, Ya Allah, aku membuat papa sedih padahal papa hanya ingin masa depanku jelas. sejak papa menyuruhku untuk tetap keJakarta, aku mulai berfikir mungkin memang yang di katakan papa benar, jadi PNS akan membuat papa tenang dengan masa depan anaknya, lagian PNS juga bisa tetep berwirausaha dan membuka lapangan pekerjaan kan, kerja sebagai pegawai lebih ringan disebanding dengan kerja di swasta karena nantinya aku akan mengurus rumah tanggaku, yang mungkin kalau jadi pegawai swasta akan sulit mengatur waktu, Ya Allah mudahkanlah langkahku untuk menjadi apa yang diharapkan papa. Aamin

to be continue ^_^
******


Eramuslim,
Ya Allah, jika aku jatuh cinta ,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu…

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cinta ku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu…

Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu…

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu…

Ya Rabbul izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu…

Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu…

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhir-Mu..

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu..

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu…

Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati hati ini telah terhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu dan telah terpadu dalam membela syariat-Mu, penuhilah hati hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada dada kami dengan limpahan keimanan…
Amiinnn…Amiiinnn…Ya Robbal Alamiinnnn………….


Senyummu membuatku teduh

Belaianmu membuatku selalu nyaman berada didekatmu

Kasih sayangmu bagaikan detak jantung yg senantiasa memompa semangatku agar tetap bertahan meski dirimu tak di sini.

Perhatianmu sehangat mentari pagi yang menyelimuti aktifitasku

Ibu…

Begitu banyak pengorbananmu hingga aku seperti sekarang ini.

Namun entah harus dengan apa aq membalas semuanya.

Hanya ucapan terima kasih yang aq dapat berikan pada mu

Terima kasih atas semua pengorbananmu

Terima kasih atas doa doa tulus mu

Terima kasih atas kasih sayang dan cinta mu

Terima kasih atas perhatian dan pengertianmu

Aku sadar Bu, aq banyak salah terhadapmu, untuk itu maafkanlah kesalahan ku,

Ikhlaskanlah khilafku yang kadang membuatmu sedih.

Maafkanlah atas ucapanku yang sering melukai.

Perilaku yang sering menyakimu dengan atau tanpa sadarku

Namun dari hati yang paling dalam tak pernah sedikitpun aq ingin menyakitimu,

tak pernah sedikitpun terlintas untuk membuatmu sedih,

karena aku sangat sangat mencintai dan menyayangimu, ibu.

Hari ini usiamu genap 46 tahun. namun aq belum mampu membuatmu bahagia, aq belum mampu membuatmu bangga. Tp tolong tetaplah berdoa untukku bu, agar suatu hari nanti aq dapat membuatmu bahagia, aq dapat membuatmu bangga agar kita dapat berkumpul kembali dengan kehangatan sebuah keluarga yang utuh.

Ya Robb

Jagalah ibu hamba dengan sebaik-baiknya penjagaanMu

Berilah kesabaran yang luar biasa kepada beliau agar senantiasa sabar dalam menghadapi kehidupan ini.

Karunianlah kesehatan dan keselamatan kepadanya.

Mudahkanlah segala urusanya.

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”


Ukhuwah..sebuah kata yang sangat sederhana namun memiliki makna yang begitu besar, ukhuwah yang dipertemukan karena Allah dan dibangun diatas pondasi islam..sungguh tak ternilai indahnya,
Aku merasakan saat aku mulai berhijrah dan memasuki salah satu organisasi dikampus yang biasanya dikenal dengan sebutan LDK, mulanya aku tak tau apa itu LDK apa itu ADK yang aku fikirkan saat itu adalah bergabung dan berorganisasi, tapi ternyata aku mendapatkan lebih dari itu, yah sebuah kehangatan dan kekompakkan, dimana ukhuwah itu terbina meski kami bukan saudara sedarah, ukhuwah ibarat tangan dengan mata, ketika tangan terluka mata menangis dan ketika mata menangis tangan yang mengusap, Subhanallah..itulah yang aku rasakan saat ini,
Semoga ukhuwah yang telah terbina selama ini tak akan pernah terkikis oleh waktu, tapi malah semakin tumbuh subur seperti taman yang ada di Syurga,,aamin
Seperti Lirik nasyid yang dibawakan oleh edcostik
Sebiru hari ini
Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama disni
Seindah hari ini, indahnya bagai permadatani taman syurga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

Bukankah hati kita telah lama menatu
Dalam tali kisah persahabatan ilahi
Genggam tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah

Selamat jalan teman, tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini…



..daun-daun sya'ban berguguran berganti kuntum Ramadhan yang menebar wangi keberkahan.
Jika Ramadhan adalah Lentera, ku Ingin membuka tabirnya dengan maaf agar ia menembus jendela fitri dari Tiap heLai KhiLaf.
Minal aidzin wal faidzin, mhn maaf Lahir batin ya kaLo saya punya salah n Khilaf..
Met Menyambut Ramadhan ya, somoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.amiin ^_^


Ya Allah..
aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku
seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
seorang pria yang akan meletakanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu

Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting
yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirimu
dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia

seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas
seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku
seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasehatiku ketika aku berbuat salah

seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikan tapi karena hatiku
seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaiku dalam setiap waktu dan situasi
seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya

Ya Allah...

Aku tidak meminta seseorang yang sempurna
namun aku meminta seseoarang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMU
seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
seorang pria yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihanya
seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna

Ya Allah...
aku juga meminta, buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga
berikan aku hati yang sungguh mencintaiMU sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku.

berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU
berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya
berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal yang baik dan bukan hal buruk dalam dirinya
berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana
mampu membeikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untunya setiap pagi

amiiin ya Robbal alamiin.

Aku tau bahwa negkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan mebuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Engkaau tentukan..

"De'... de'... Selamat Ulang Tahun..." bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku. "Hmm..." aku yang sedang lelap hanya memicingkan mata dan tidur kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata-kata lain yang terlontar dari bibir suamiku dan tak ada sodoran kado di hadapanku.

Shubuh ini usiaku dua puluh empat tahun. Ulang tahun pertama sejak pernikahan kami lima bulan yang lalu. Nothing special. Sejak bangun aku cuma diam, kecewa. Tak ada kado, tak ada black forest mini, tak ada setangkai mawar seperti mimpiku semalam. Malas aku beranjak ke kamar mandi. Shalat Subuh kami berdua seperti biasa. Setelah itu kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening, pipi, terakhir bibirku. Setelah itu diam. Tiba-tiba hari ini aku merasa bukan apa-apa, padahal ini hari istimewaku. Orang yang aku harapkan akan memperlakukanku seperti putrid hari ini cuma memandangku.

Alat shalat kubereskan dan aku kembali berbaring di kasur tanpa dipanku. Memejamkan mata, menghibur diri, dan mengucapkan. Happy Birthday to Me... Happy Birthday to Me.... Bisik hatiku perih. Tiba-tiba aku terisak. Entah mengapa. Aku sedih di hari ulang tahunku. Kini aku sudah menikah. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku berhak punya suami yang mapan, yang bisa mengantarku ke mana-mana dengan kendaraan. Bisa membelikan blackforest, bisa membelikan aku gamis saat aku hamil begini, bisa mengajakku menginap di sebuah resort di malam dan hari ulang tahunku. Bukannya aku yang harus sering keluar uang untuk segala kebutuhan sehari-hari, karena memang penghasilanku lebih besar. Sampai kapan aku mesti bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku.

"De... Ade kenapa?" tanya suamiku dengan nada bingung dan khawatir.

Aku menggeleng dengan mata terpejam. Lalu membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku.. Di tangannya tergenggam sebuah bungkusan warna merah jambu. Ada tatapan rasa bersalah dan malu di matanya. Sementara bungkusan itu enggan disodorkannya kepadaku.

"Selamat ulang tahun ya De'..." bisiknya lirih. "Sebenernya aku mau bangunin kamu semalam, dan ngasih kado ini... tapi kamu capek banget ya? Ucapnya takut-takut. Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan bungkusan manis merah jambu itu. Dari mana dia belajar membukus kado seperti ini? Batinku sedikit terhibur.. Aku buka perlahan bungkusnya sambil menatap lekat matanya. Ada air yang menggenang.

"Maaf ya de, aku cuma bisa ngasih ini. Nnnng... Nggak bagus ya de?" ucapnya terbata. Matanya dihujamkan ke lantai.

Kubuka secarik kartu kecil putih manis dengan bunga pink dan ungu warna favoritku. Sebuah tas selempang abu-abu bergambar Mickey mengajakku tersenyum. Segala kesahku akan sedikitnya nafkah yang diberikannya menguap entah ke mana. Tiba-tiba aku malu, betapa tak bersyukurnya aku.

"Jelek ya de'? Maaf ya de'... aku nggak bisa ngasih apa-apa.... Aku belum bisa nafkahin kamu sepenuhnya. Maafin aku ya de'..." desahnya.

Aku tahu dia harus rela mengirit jatah makan siangnya untuk tas ini. Kupeluk dia dan tangisku meledak di pelukannya. Aku rasakan tetesan air matanya juga membasahi pundakku. Kuhadapkan wajahnya di hadapanku. Masih dalam tunduk, air matanya mengalir. Rabbi... mengapa sepicik itu pikiranku? Yang menilai sesuatu dari materi? Sementara besarnya karuniamu masih aku pertanyakan.

"A' lihat aku...," pintaku padanya. Ia menatapku lekat. Aku melihat telaga bening di matanya. Sejuk dan menenteramkan. Aku tahu ia begitu menyayangi aku, tapi keterbatasan dirinya menyeret dayanya untuk membahagiakan aku. Tercekat aku menatap pancaran kasih dan ketulusan itu. "Tahu nggak... kamu ngasih aku banyaaaak banget," bisikku di antara isakan. "Kamu ngasih aku seorang suami yang sayang sama istrinya, yang perhatian. Kamu ngasih aku kesempatan untuk meraih surga-Nya.. Kamu ngasih aku dede'," senyumku sambil mengelus perutku. "Kamu ngasih aku sebuah keluarga yang sayang sama aku, kamu ngasih aku mama...." bisikku dalam cekat.

Terbayang wajah mama mertuaku yang perhatiannya setengah mati padaku, melebihi keluargaku sendiri. "Kamu yang selalu nelfon aku setiap jam istirahat, yang lain mana ada suaminya yang selalu telepon setiap siang," isakku diselingi tawa. Ia tertawa kemudian tangisnya semakin kencang di pelukanku.

Rabbana... mungkin Engkau belum memberikan kami karunia yang nampak dilihat mata, tapi rasa ini, dan rasa-rasa yang pernah aku alami bersama suamiku tak dapat aku samakan dengan mimpi-mimpiku akan sebuah rumah pribadi, kendaraan pribadi, jabatan suami yang oke, fasilitas-fasilitas. Harta yang hanya terasa dalam hitungan waktu dunia. Mengapa aku masih bertanya. Mengapa keberadaan dia di sisiku masih aku nafikan nilainya. Akan aku nilai apa ketulusannya atas apa saja yang ia berikan untukku? Hanya dengan keluhan? Teringat lagi puisi pemberiannya saat kami baru menikah... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... .


Suatu malam ada seorang wanita yang sedang menunggu di Bandara, masih ada 1 jam sebelum jadwal penerbangan tiba, untuk itu ia membeli buku dan sekantong kue di toko dekat Bandara, kemudian ia mencari tempat duduk untuk sekedar membaca buku yang dibelinya. Dalam keasyikannya ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka.

Wanita itu mencoba mengabaikan kejadian tersebut agar tidak terjadi keributan, ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam.Namun si pencuri kue yang berani menghabiskan persediaanya, ia semakin kesal. Sementara menit-menit berlalu wanita itupun sempat berfikir “kalau aku bukan orang baik sudah ku tonjok dia!!”

Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya tersisa satu kue ia bertanya-tanya apa yang akan di lakukan lelaki itu? Dengan senyum di wajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua, si lelaki menawarkan separoh miliknya sementara ia makan yang separohnya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berfikir: “Ya ampun,orang ini berani sekali dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih”, selum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela nafas lega saat penerbanganya diumumkan. Kemudian Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang dan menolak untuk menoleh pada “si pencuri tak tahu berterima kasih”. Ia naik pesawat dan duduk dikursinya, lalu mencari bukunya yang hampir selesai dibaca, saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget,,,disisinya ada kantong kue, didepan matanya!!

Kok kantong kueku ada disini??erangnya patah hati…

jadi kue tadi???milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi..

Terlambat…untuk minta maaf, ia tersadar bahwa sesungguhnya ia yang kasar, tak tahu berterima kasih dan ialah pencuri kue itu…


eramuslim - “Hati tempat jatuhnya pandangan Allah, jasad lahir tumpuan manusia. Utamakanlah pandangan Allah daripada pandangan manusia”

Malam ini, saya kembali membaca tulisan itu. Terselip diantara lembar-lembar biru sebuah buku harian. Haru. Perasaan itu selalu menerpa, ketika teringat kembali proses kehijrahan saya. Tak banyak sebenarnya yang bisa saya ceritakan tentang proses itu. Tapi dari semua proses hijrah itu tak lepas dari peran seorang hamba Allah yang sampai detik ini namanya masih tersimpan rapi dalam sanubari saya. Sang pemilik buku harian biru ini.

Saya dan teman-teman lebih suka memanggilnya Anggi. Nama lengkapnya Anggraheni Puspitasari. Anggi teman satu kost saya dan juga satu jurusan di Teknik Informatika sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Saya mengenalnya sejak hari pertama OSPEK. Gadis sedikit tomboy, supel, ceria dan energik ini gampang disukai siapa saja yang mengenalnya. Juga dikost kami yang hanya berpenghuni empat orang. Saya, Anggi, Tri, dan Mira. Sehari saja tanpa Anggi kost terasa sepi. Anggi memang paling pandai menghidupkan suasana. Joke-joke segarnya sering membuat kami terlepas dari beban kuliah yang berat. Juga beban kekurangan duit diakhir bulan. Karena Anggi yang notabene putri seorang ibu dokter dan ayah anggota DPR ini tentu saja tak pernah kekurangan dana. Namun bukan karena itu kalau lantas kami sangat menyayangi sekaligus mengagumi Anggi. Tapi lebih karena sikap dan kepribadian Anggi terhadap teman-temannya. Dia tak pernah membanggakan keluarga besarnya dihadapan kami meski kami berada dibawah garis kemiskinan sebagai anak kost. Ketulusan dan kepeduliannya pada yang hidup kekurangan seringkali membuat kami tersentuh.

Diantara balutan baju-baju kasualnya, Anggi adalah sosok yang rajin shalat, mengaji dan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah lainnya. Sehingga kami terkejut bukan main ketika mengetahui dalam keluarganya, Anggilah satu-satunya yang beragama Islam. Anggota keluarga lainnya Kristen Katolik. Yang sedikit saya tahu, keluarga Anggi membebaskan masing-masing anggota keluarganya untuk memilih agama sesuai keyakinan masing-masing. Namun satu hal yang mereka tekankan, kalau memilih Islam tak boleh mengenakan jilbab.

Jilbab. Kami semua tahu Anggi sangat ingin mengenakan pakaian takwa itu. Hampir setiap hari Anggi mengutarakan keinginannya pada kami. Namun kalau sampai dia mengenakan jilbab, keluarga akan membuangnya. Keinginan itu tertuang dalam lembar-lembar diary birunya. Diary yang saya simpan dalam lemari pakaian saya hingga sekarang dan saya baca disaat saya merindukan Anggi. Doa dan pintanya pada Allah agar diberi kesempatan untuk mengenakan busana takwa tercurah dalam lembar-lembar diary itu. Seolah tak kenal lelah Anggi memohon pada Allah agar dikaruniai sebuah kesempatan untuk ber-Islam secara kaffah.

Hingga suatu pagi, saya mendapat berita yang menyesakkan. Bis yang membawa Anggi ke Surabaya kemarin sore mengalami kecelakaan. Semua hancur terbakar. Dan Anggi merupakan salah satu korban. Innalilahi wa inna lillahi roji’un. Anggi menghadap Allah demikian cepat. Sebelum keinginannya berjilbab terwujud. Sebelum mimpi-mimpinya untuk ber-Islam secara kaffah menjadi kenyataan. Tentu saja, kami sangat kehilangan. Anggi adalah salah satu sahabat terbaik yang pernah kami miliki. Suasana kost menjadi muram. Kami benar-benar bersedih. Dan disaat seperti inilah diary Anggi menjadi pengobat kesedihan kami. Diary yang sebelum keberangkatannya ke Surabaya dititipkan pada saya.

Sejak kejadian itu, diantara sedih dan kehilangan yang mendera, saya, Tri dan Mira mulai sering merenung. Mati adalah sebuah kepastian. Akan menjemput kita kapan saja dan dimana saja. Bagaimana kalau tiba-tiba kita mati dalam keadaan seperti ini? Tanpa bekal sedikitpun untuk menghadap-Nya? Atau mati dalam keinginan yang belum teraih seperti Anggi? Kami terus merenung dan merenung. Bersama dengan perenungan panjang itu kami juga semakin rajin menghadiri setiap pengajian di Masjid Syuhada’. Kepergian Anggi seolah meninggalkan jalan terang yang kemudian kami susuri bersama.

Dampak kepergian Anggi bagi diri saya sendiripun teramat besar. Saya kembali memiliki semangat baru. Ketika Bapak menolak jilbab saya sekian waktu yang lalu, saya telah apatis. Bahkan saya tak punya harapan lagi untuk bisa meluruhkan hati Bapak. Namun kepergian Anggi seolah menjadi motivasi untuk kembali berjuang dan istiqomah di jalan-Nya. Bahwa Allah akan berada diantara orang-orang yang istiqomah di jalan-Nya.

23 Mei 1998, kami bertiga memutuskan untuk berjilbab. Dan berawalah hari-hari indah sekaligus penuh perjuangan itu. Saya sempat di sidang oleh Bapak karena Bapak sangat tidak berkenan saya memakai busana takwa itu. Tri sempat dihentikan kiriman perbulannya sampai akhirnya dia kerja di restoran. Hanya Miralah, satu-satunya yang hijrahnya mulus tanpa halangan.

Waktu bergulir tanpa terasa. Semakin hari kami semakin mantab berhijrah dan cahaya hidayah itu terasa semakin terang. Langkah-langkah kaki kami seolah dituntun oleh Allah untuk bertemu dengan saudara-saudara seiman yang kemudian membimbing kami. Subhanallah. Bapak yang semula menentang saya habis-habisanpun mulai menerima kehijrahan saya dengan tangan terbuka. Bahkan sedikit demi sedikit Bapak tertarik untuk belajar tentang Islam. Tri juga tidak dikucilkan lagi dalam keluarganya. Bahkan seorang kakak perempuannya ikut berjilbab. Alhamdulillah.

Kini empat tahun berlalu sudah. Saya sudah berpisah dengan kedua sahabat saya. Namun kenangan itu masih tersimpan rapi. Dan tak akan pernah saya biarkan lenyap begitu saja. Juga kenangan tentang Anggi. Allah telah menghadirkan Anggi dalam kehidupan kami. Membuka jalan cahaya yang akhirnya kami susuri bersama menuju teduh dan indahnya Islam.

“Seorang sahabat adalah seseorang yang manakala kita tegak, ia tegak disamping kita, dan manakala kita lemah serta nyaris terjatuh, maka ia yang akan mengingatkan dan menopang kita”.

Mata saya berkaca saat membaca potongan kertas yang terselip dalam lembar terakhir diary biru itu. Mahabesar Allah yang telah mengaruniai sahabat sebaik engkau, Anggi. Semoga damai disisi Sang Maha Kasih.


eramuslim - Woman was made from the rib of man, She was not created from his head to top him, Not from his feet to be stepped upon, She was made from his side to be close to him, From beneath his arm to be protected by him, Near his heart to be loved by him.Bagaimana perasaan seorang pria jika dikelilingi banyak wanita? Jika pertanyaan itu disodorkan kepada saya, maka ungkapan “bangga” nampaknya cukup mewakili perasaan saya. Saya senang setiap hari dikelilingi wanita cantik, shalihah pula. Dan tentu pada saat itu saya semakin merasa menjadi ‘pangeran’. Ups, jangan curiga dulu, karena wanita-wanita cantik nan shalihah yang saya maksud adalah istri dan dua anak saya yang keduanya ‘kebetulan’ wanita. Insya Allah.

Tidak hanya itu, sebelum saya menikah, saya juga lebih banyak disentuh oleh wanita, yakni ibu karena semenjak usia enam tahun saya memilih untuk ikut ibu saat ia bercerai dengan ayah. Sebuah naluri kedekatan anak terhadap ibunya yang tidak sekedar karena telah menghisap ratusan liter air susu ibunya, melainkan juga ikatan bathin yang tak bisa terpisahkan dari kehangatan yang senantiasa diberikan seorang ibu terhadap anaknya.

Karena itulah, dalam hidup saya tidak ingin berbuat sesuatu yang sekiranya dapat mengecewakan dan melukai seorang wanita. Namun sikap yang tepat dan bijak harus diberikan seorang pria mengingat wanita itu terbuat dari tulang rusuk yang bengkok, yang apabila terdapat kesalahan padanya, pria harus berhati-hati meluruskannya. Terlalu keras akan mematahkannya, dibiarkan juga salah karena akan tetap pada kebengkokannya. Meski demikian, tidak sedikit pria harus membiarkan wanita kecewa demi meluruskan kesalahan itu, toh setiap pria yang melakukan itu pun sangat yakin bahwa kekecewaan itu hanya sesaat kerena selanjutnya akan berbuah manis.

Wanita itu ibarat bunga, yang jika kasar dalam memperlakukannya akan merusak keindahannya, menodai kesempurnaannya sehingga menjadikannya layu tak berseri. Ia ibarat selembar sutra yang mudah robek oleh terpaan badai, terombang-ambing oleh hempasan angin dan basah kuyup meski oleh setitik air. Oleh karenanya, jangan biarkan hatinya robek terluka karena ucapan yang menyakitkan karena hatinya begitu lembut, jangan pula membiarkannya sendirian menantang hidup karena sesungguhnya ia hadir dari kesendirian dengan menawarkan setangkup ketenangan dan ketentraman. Sebaiknya tidak sekali-kali membuatnya menangis oleh sikap yang mengecewakan, karena biasanya tangis itu tetap membekas di hati meski airnya tak lagi membasahi kelopak matanya.

Wanita itu mutiara. Orang perlu menyelam jauh ke dasarnya untuk mendapatkan kecantikan sesungguhnya. Karenanya, melihat dengan tanpa membuka tabir hatinya niscaya hanya semu sesaat yang seringkali mampu mengelabui mata. Orang perlu berjuang menyusur ombak, menahan arus dan menantang semua bahayanya untuk bisa meraihnya. Dan tentu untuk itu, orang harus memiliki bekal yang cukup sehingga layak dan pantas mendapatkan mutiara indah itu.

Wanita itu separuh dari jiwa yang hilang. Maka orang harus mencarinya dengan seksama, memilihnya dengan teliti, melihat dengan hati-hati sebelum menjadikannya pasangan jiwa. Karena jika salah, ia tidak akan menjadi sepasang jiwa yang bisa menghasilkan bunga-bunga cinta, melainkan noktah merah menyemai pertikaian. Ia tak akan bisa menyamakan langkah, selalu bertolak pandang sehingga tak memberikan kenyamanan dan keserasian. Ia tak mungkin menjadi satu hati meski seluruh daya dikerahkan untuk melakukannya. Dan yang jelas ia tak bisa menjadi cermin diri disaat lengah atau larut.

Wanita memiliki kekuatan luar biasa yang tak pernah dipunyai lawan jenisnya dengan lebih baik. Yakni kekuatan cinta, empati dan kesetiaan. Dengan cintanya ia menguatkan langkah orang-orang yang bersamanya, empatinya membangkitkan mereka yang jatuh dan kesetiaannya tak lekang oleh waktu, tak lebur oleh perubahan.

Dan wanita adalah sumber kehidupan. Yang mempertaruhkan hidupnya untuk sebuah kehidupan baru, yang dari dadanya dialirkan air susu yang menghidupkan. Sehingga semua pengorbanannya itu layak menempatkannya pada kemuliaan surga, juga keagungan penghormatan. Tidak berlebihan pula jika Rasulullah menjadi seorang wanita (Fathimah) sebagai orang pertama yang kelak mendampinginya di surga.

Untung saya bukan penyanyi ngetop yang menjadikan wanita dan cintanya sebatas syair lagu demi meraup keuntungan. Sehingga yang tampak dimata hanyalah wanita sebatas bunga-bunga penghias yang bisa dicampakkan ketika tak lagi menyenangkan. Kebetulan saya juga bukan bintang sinetron yang kerap diagung-agungkan wanita. Karena kalau saya jadi mereka, tentu ‘kebanggaan’ saya dikelilingi wanita cantik bisa berbeda makna dengan kebanggaan saya sebagai seorang yang bukan siapa-siapa.

Bagusnya juga wanita-wanita yang mendekati dan mengelilingi saya bukanlah mereka yang rela diperlakukan tidak seperti bunga, bukan selayaknya mutiara dan tak selembut sutra. Bukan wanita yang mencampakkan dirinya sendiri dalam kubangan kehinaan berselimut kemewahan dan tuntutan zaman. Tidak seperti wanita yang rela diinjak-injak kehormatannya, tak menghiraukan jerit hatinya sendiri, atau bahkan pertentangan bathinnya. Juga bukan wanita yang membunuh nuraninya sendiri sehingga tak menjadikan mereka wanita yang pantas mendapatkan penghormatan, bahkan oleh buah hatinya sendiri.

Dan sudah pasti, selain tak ada wanita-wanita macam itu yang akan mendekati lelaki bukan siapa-siapa seperti saya ini, saya pun tentu tidak akan betah berlama-lama berdekatan dengan mereka, apalagi bangga. Semoga … (cintaberdua@hotmail.com)

Cepat sekali waktu berlalu. Mengalir tak pernah berhenti. Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik, bergerak. Waktu tak dapat ditunda, tak dapat ditahan dan tak mungkin ada yang mampu mengulang. Itu artinya, usia kita pun berkurang. Kita semakin dekat ke liang lahat.

Sahabatku, entah, apakah pertambahan dan perguliran waktu itu, berarti mendekatkan diri kita pada kenikmatan surga. Atau mendekatkan kita pada kesengseraan neraka. Nauzubillah….

Rasul saw. Menyifatkan cepatnya perjalanan waktu kehidupan seperti perjalanan seorang musafir yang hanya sejenak berhenti di bawah pohon di tengah perjalanan yang amat panjang. Para ulama juga banyak menguraikan ilustrasi tentang hidup yang amat singkat ini. “Umurmu akan mencair seperti mencairnya es, ” kata Imam Ibnul Jauzi. (Luthfu fil Wa’z, 31)

Sahabatku, Semoga Allah memberkahi sisa usia kita. Permasalahan terbesar setiap orang adalah ketika kecepatan umur dan waktu hidupnya tidak seiring dengan kecepatannya untuk menyelamatkan diri dari penderitaan abadi di akhirat.

Ketika, usia yang sangat terbatas itu tidak berfungsi sebagai pelindung diri dari beratnya adzab dan siksa Allah swt. Di saat, banyaknya hembusan dan tarikan nafasnya tak sebanding dengan upaya dan jihadnya untuk terhindar dari lubang kemurkaan Allah. Ketika, jumlah detak jantung dan aliran darah yang di pompa di dalam tubuhnya, tak sebanyak gerak dan tingkahnya untuk menjauhi berbagai kemaksiatan yang dapat memunculkan kesengsaraan akhirat.

Sahabatku, Sesungguhnya jiwa kita adalah milik Allah dan kepada-Nya lah jiwa ini akan kembali….

Suasana hati seperti inilah yang perlu kita tumbuhkan. Adakajh di antara kita yang tidak mempunyai dosa? Atau merasa mampu menebus kotoran dan dosa yang telah dilakukan selama puluhan tahun usia yang telah lewat? Tentu tidak. Perasaan kurang, merasa banyak melakukan kemaksiatan, lalu menimbulkan penyesalan adalah bagian dari pintu-pintu rahmat Allah yang akan mengantarkan kita pada taubat. Suasana hati seperti inilah yang akan mendorong pemilikinya bertekad mengisi hari dengan amal yang lebih untuk menebus kesalahan yang lalu.

Sahabatku, mari menangguk pahala, meraih rahmatdan ampunan Allah sebanyak-banyaknya sekarang juga. Perbanyaklah dzikir bersedekah, berjihad dan beramal shalih. Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan. Sekarang dan jangan tunda-tunda lagi niat baik kita. Semoga Allah meneguhkan kekuatan kita untuk melakukan kebaikan yang kita niatkan. Amiiin.


Sumber Data : Diadaptasi dari Tarbawi

About this blog

Assalamualaikum wr.wb

welcome to my blog ^_^

silahkan kritikan dan saran yang membangunnya ya.

Jadzakallah khairon katsiron

Mengenai Saya

Foto saya
ordinary girl but I will try to be a good moslemah.^_^

Recent Posts

“Ya Robb kutitipkan rindu ini utk saudara ku disana,eratkan Ukhuwah di aNnara kami, jadikan kami hambaMu yg senantiasa bersyukur atas nikmatMu n satukan hati kami dlm hangatnya dekapan kasih sayangMu..amiin”

Recent comments

Bagaimana menurut pendapat anda tentang blog saya??